MENGAPA HARUS BERHENTI MEROKOK

Hanya sebagian orang yang tidak tahu bahaya merokok bagi kesehatan. Namun tetap saja banyak orang tetap merokok, seolah tak mempedulikan ancaman yang ditimbulkan akibat merokok.

MEROKOK bukan saja milik kaum adam. Merokok sudah menjadi gaya hidup kaum hawa. Duduk-duduk di cafe, di pojok kota, jarang melihat perempuan tanpa sebatang rokok terselip di jarinya. Rokok dapat menjadikan hidup lebih keren. Lebih dari sekadar mengejar nikmatnya cita rasa nikotin belaka.

Rokok dapat menyebabkan kanker dan perokok sudah tahu informasi tersebut. Kewajiban perusahaan rokok mencantumkan bahaya merokok bertujuan agar orang menjadi jera tidak ampuh, karena merokok hampir sama kuatnya dengan kebutuhan untuk makan.

Boleh tidak makan asal masih boleh merokok, ujar perokok sejati. Dari rokok terpetik banyak rasa enak. Otak tergerak merasa lebih jernih, lancar berpikir, deras ide mengalir, dan dengan cara memberikan kelebihan itu rokok semakin dibutuhkan.

Padahal, bahaya nikotin dan ribuan zat kimiawi di dalam asap tembakau, memiliki sifat jelek terhadap tubuh manusia, khususnya terhadap kesehatan perempuan.

Merokok dan Kecantikan
Sama dengan kaum Adam, perempuan perokok terancam risiko kena kanker paru-paru. Bahaya rokok melemahkan saluran pernapasan, menimbulkan komplikasi buruk pada paru-paru, sehingga berisiko merusak paru-paru. Ada risiko terkena jenis kanker puting susu, juga terhadap kesehatan bibir, dan mulut.

Warna kehitaman pada bibir akibat sekian lama selaput lendir bibir yang lembut dan tipis itu harus tersentuh panasnya asap di pangkal batang rokok. Sebelum menjadi gosong, tentu terjadi perubahan warna di situ.

Selain itu, pengaruh asap rokok yang mengandung tar, salah satu kandungan asap rokok, menjadikan permukaan gigi tidak seputih mutiara lagi.

Merokok dan Kehamilan
Merokok juga memberatkan beban perempuan ketika harus memikul kehamilannya. Kehamilan dengan pengaruh rokok, membuahkan anak tidak sesehat kehamilan yang bebas dari pengaruh buruk rokok.

Berat badan anak lahir rendah, lahir dari ibu perokok. Banyak lagi pengaruh tidak sehat menimpa anak yang akan dilahirkan oleh ibu perokok. Darah ibu yang mengalir ke tubuh bayi di kandungan membawa nikotin. Darah anak megandung nikotin seperti darah ibu. Maka demi kepentingan kesehatan diri pribadi, selain bertanggung jawab terhadap kesehatan anak sejak masih dalam kandungan , keputusan tetap merokok selama kehamilan harus dipertimbangkan ulang.

Sekali lagi, setiap ibu menerima mandat untuk mencetak anak yang sehat. Untuk itu ibu menjaga kesehatan sejak anak masih di kandungan. Hal itu juga membebaskan anak dari kemungkinan terkena penyakit, kelemahan, atau kecacatan.

Kalau nikotin dan semua zat kimiawi dalam asap rokok berpengaruh buruk terhadap kesehatan anak, maka merokok memang beralasan untuk dihentikan agar anak lahir sehat.

Cukupkah himbauan itu? Sering-sering tidak. Hanya dengan niat yang kuat, kebiasaan merokok bisa dihentikan saat ini juga. Detik ini juga. Maka kunci berhenti merokok, memang terletak pada niat. Kuatnya niat sajalah yang mengantarkan siapa saja, setiap perempuan, setiap calon ibu memikirkan orang lain menjadi ”passive smoker” yang memikul jahatnya asap rokok, selain menjaga hak anak yang akan dilahirkannya.

Maka tidak ada pihak lain, badan apa pun, atau kekuasaan paling otoriter mana pun, selama merokok tidak dilarang oleh hukum, orang masih tetap merdeka untuk terus merokok. Hanya karena pertimbangan memikirkan orang lain itulah, niat untuk berhenti merokok itu dimunculkan atas kemauan diri sendiri, bukan kemauan siapa pun.***
.

2 Tanggapan

  1. ironi sekali..udah terpampang depan mata bahwa ngerokok itu banyoek banget keburukan nya..tapi kenapa perokok makin bertambah setiap hari???

  2. Thank you for the information, its great!
    Visit me too at @ http://www.unand.ac.id/arsipua/datastaff/
    Trimakasih^^

Tinggalkan Balasan ke dayana Batalkan balasan