Sebuah Pengantar Bagi Penentang Pasar Bebas

Neoliberal: Konsep,Teori dan Definisi Sejak dekade 90-an para aktivis menggunakan kata “neoliberal” untuk menentang kapitalisme dan pasar bebas. Istilah neoliberal amat populer di kalangan aktivis di Amerika Selatan. Beberapa orang sering menggunakan kata neoliberal sebagai padanan globalisasi. Walau globalisasi dan pasar bebas bukan hal baru tetapi penggunaan istilah ini boleh jadi tak menghiraukan perkembangan kerumitan ilmu ekonomi dewasa ini. Penggunaan istilah neoliberal yang dimaksudkan apakah berkaitan dengan istilah liberalisme yang lahir berabad-abad lalu. Padahal neoliberal bukan hanya melulu ekonomi melainkan filsafat sosial dan moral yang dalam beberapa aspek secara kualitatif berbeda dengan liberalisme. Neoliberalisme adalah serangkaian kebijakan-kebijakan ekonomi yang telah berkembangluas sepanjang 25 tahun terakhir. Walaupun kata-kata ini jarang didengar di Amerika Serikat tetapi secara mudah bisa diterjemahkan suatu proses raksasa yang membuat negara kaya semakin kaya dan negara miskin semakin miskin. Neoliberal disponsori oleh lembaga-lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF), World Bank dan Inter-American Bank. Krisis para kapitalis selama 25 tahun terakhir ini yang ditenggarai dengan terus menurunnya laju keuntungan, memberikan inspirasi kepada para elit perusahan-perusahaan besar menghidupkan kembali ekonomi liberalisme. Inilah yang membuatnya disebut “neo” atau baru. Karena itu neoliberalisme lebih merupakan fenomena demokratisasi pasar oleh negara-negara barat yang kaya dibandingkan dengan fenomena di negara-negara miskin. Jika melihatnya seperti ini maka tidaklah pas jika analisis neoliberal dikaitkan semata-mata dengan kebijakan IMF dan World Bank. Ideologi World Trade Organization (WTO) –perdagangan bebas dan keunggulan kompetitif—sudah berumur 200 tahun. Karena itu tidak ada yang “neo” dalam globalisasi. Lantas apa yang terjadi di Seattle and Genoa? Ketika orang mendengar kata “neoliberal”, mereka berfikir tentang protes-protes yang terjadi di Seattle dan Genoa dan selalu diasosiasikan dengan gerakan-gerakan sosial. Persoalan mendasar dari pertemuan di tempat itu berkaitan dengan sejarah ekspansi liberalisme. Ingatlah foto kerusuhan di Genoa yang menewaskan Carlo Giuliani—seorang demonstran yang dibunuh polisi saat Pertemuan Tingkat Tinggi Negara-Negara G-8 di Genoa. Inilah adalah citra klasik kekuatan negara yang menggunakan tindakan-tindakan represif. Tetapi ini pun citra terkini dari pasar bebas. Tidak terlalu penting membedakan antara negara dan pasar. Adalah mungkin bagi negara membatasi pasar dan sebaliknya bisa pula negara mempromosikan pasar. Kenyataannya, pasar bebas di Eropa muncul di bawah ketiak perlindungan negara. Ada dua alasan mengapa pasar membutuhkan negara. Pertama, pasar sendiri membutuhkan aturan internal yang tertata dan berfungsi. Negara, dalam bentuk sistem hukum, menjamin kontrak-kontrak antara pelaku dipenuhi. Dalam bentuk kepolisian, pasar membutuhkan agar tidak ada pencuri dan kekacauan. Hal-hal ini pada gilirannya membangun sistem yang seragam (kriteria dan indikator) dan juga keseragaman mata uang. Tanpa ini semua tidak ada pasar bebas, tidak ada tekanan pasar dan tidak menghasilkan masyarakat yang pro-pasar. Konflik antara Bill Gates dan Pemerintah Amerika Serikat atas sepakterjang Microsoft adalah contohnya. Karena, bila tidak ada pemerintah maka orang-orang miskin bisa merampok kekayaan Bill Gates. Serangan 11 September menunjukkan bentuk ketergantungan pasar pada negara. Pembukaan kembali Pasar Modal New York perlu dukungan pihak polisi dan pemadam kebakaran. Sekurang-kurangnya gambaran ini menampakan integrasi antara pasar dan identitas nasional. Pembukaan Pasar Modal sendiri menunjukkan perlawanan terbuka kepada kebijakan negara. Alasan kedua lebih sederhana. Pasar bebas sendiri adalah sebuah bentuk organisasi sosial (spontan dan endemik mengikat manusia). Jika tidak ada seorang pun yang mempromosikan pasar bebas maka tidak ada pasar bebas. Selama ribuan tahun tidak ada promotornya. Pasar bebas yang modern menjadi nyata para promotornya karena liberalisme menghendaki yang nyata-nyata itu. Tuntutan ini adalah suatu tuntutan politik dan didukung oleh negara. Kaum fungsionalis berpendapat neoliberal adalah bentuk penyesuaian dari sistem kapitalis. Negara dan sistem politik berfungsi sebagai bentuk ideal yang menyokong sistem kapitalis sebagai elemen kapitalis. Berbeda dengan bentuk-bentuk intervensi negara dapat dijelaskan baik dalam ekspresi kebutuhan fungsional akumulasi dan proses-proses reproduksi modal. Prasyarat umum akumulasi negara seperti infrastruktur dasar, berfungsi sistem hukum dan mekanisme legitimasi. Tugas-tugas ini tidak bisa dikerjakan oleh kapitalis individual karena berkaitan dengan proses kompetisi antar orang per orang. Untuk itulah penggantinya adalah tangan-tangan yang fiktif (pemerintah, parlemen). Pemerintah sebagai wasit harus menjamin agar sistem kapitalis bekerja dan terpelihara. Jika semua orang di atas bumi ini adalah seorang liberal dan mendukung pasar bebas dengan bersemangat, apa yang akan terjadi di dunia pada akhirnya. Tetapi memang beberapa orang ternyata menentang pasar bebas dan dampak-dampaknya khususnya soal ketidakadilan. Pasar adalah suatu rezim politik dan sosail seperti rezim-rezim lainnya harus melawan para oposannya. Memang begitu adanya walaupun itu rezim yang demokratis : demokrat menyingkirkan diktator dan sebaliknya diktator mengenyahkan demokrat. Bila satu ingin bertahan maka ia menggunakan kekuasaan dan kekuatannya. Demokrat menggunakan kekuatannya untuk membela demokrasi—dalam bentuk perang saudara atau intervensi militer membantu sekutu-sekutunya. Relasi antara pendukung dan penentang pasar bebas adalah sama seperti antara demokrat dan anti-demokrat. Mereka secara inheren memang bermusuhan. Pada pasar yang yang sebenarnya, tanpa kompromi adalah mungkin-mungkin saja. Pasar bebas baik ada maupun tidak ada, bisa hilang baik dengan konsensus ataupun tanpa konsensus. Berbagai percobaan mengakhiri pasar bebas pada dasarnya adalah membubarkan suatu struktur sosial dasar. Artinya, dalam proses pembangunan pasar bebas yang demokratis di barat, struktur sosial yang ada sekarang harus runtuh. Dampaknya akan dramatik dan coba bandingkan dengan penjajahan oleh bangsa lain. Itulah sebabnya jangan heran jika kekuatan-kekuatan militer atau negara digunakan—sebagai upaya menyelamatkan rezimnya sendiri. Atau, menyelematkankan peran negara itu sendiri. Sebuah negara pasar yang demokratik tidak dapat dipadankand dengan sebuah rezim Bolshevik. (Propaganda kaum anarkis kerap menggunakan istilah Negara, bila semua itu bisa dipadankan, tetapi sebenarnya tidak bisa dipadankan). Suatu demokrasi pasar akan menggunakan kekuatan, kekuatan negara untuk melawan apapun yang akan membahayakan demokrasi maupun pasar. Itulah sebab polisi anti huru hara bekerja di Seattle, Genoa dan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mereka jelas-jelas membela negara dan memperkukuh kekuatannya. Mereka juga membela pasar dan juga memperkukuh pasar. Kedua versi itu benar dan tidak ada kontradiksi antar keduanya. Dalam perspektif sejarah, kekuatan-ekuatan militer selalu bereaksi berlebihan. Negara barat adalah engara yang sangat stabil dan masyarakat yang sukses. Prinsip-prinsip pasar bebas diterima oleh lebih dari 90% oenduduk atau bagi negara-negara Eropa Barat mendekati 99%. Sementar itu 20.000 polisi dan tentara diterjunkan pada Pertemuan G-8 di Genoa. Bandingkan dengan jumlah tentara yang diterjunkan ke Kosovo, 42.500 tentara. Proporsi ini bisa menjelaskan kekuatan politik kelompok-kelompok antipasar bebas atau siapa yang menolak pasar besar. Sebenarnya pertemuan bisa saja tidak di Genoa, semisal di Diego Garcia—sebuah basis militer di tengah-tengah Samudra India. Mereka memilih Genoa karena mereka tahu para demonstran menunggu mereka. Karena, para pemimpin itu sendiri ingin menunjukkan betapa demokratisnya mereka. Sekaligus melegitimasi demokrasi pasar dalam masa-masa ekspansi seperti ini. Bagaimana pun sikap-sikap ini secara spesifik tidak berkaitan dengan neoliberal. Ini bukan produk suatu ideologi baru tetapi bentuk ekspansi pasar demokrasi barat yang telah ada sebelum perang dunia pertama. Liberalisme adalah sesuatu yang integral dengan ideologi ekspansionis dan liberalisme telah berevolusi menajdai neoliberal. Tetapi adalah salah menyederhanakan hal ini dengan mengingkari sejarah dan ideologii ke dalam satu loncatan besar menjadi “neoliberal”. Liberalisme Liberalisme sebagai filsafat sosial yang utuh telah ada sejak akhir abad ke 18. Pada saat itu tidak ada perbedaan antara liberalisme politik dan ekonomi (ekonomi tidak dipertimbangkan sebagai disiplin ilmu yang terpisah pada 1850). Filsafat politik liberal klasik terus berkembang dan setelah 1900 menjadi filsafat yang murni konservatif. Prinsip-prinsip dasar filsafat liberal adalah: · Kaum liberal percaya bentuk masyarakat hendaknya hasil dari sebuah proses. Proses-proses ini hendaknya interaktif dan melibatkan seluruh anggota masyarakat. Pasar sebagai contoh, mungkin contoh yang baik, apa yang disebut kaum liberal sebagai proses. Kaum liberal secara umum menentang apa pun bentuk yang mengintervensi proses. Secara khusus, kaum liberal mengkalik bahwa distribusi kekayaan sebagai hasi dari proses pasar adalah adil. Kaum liberal menolah ide redistribusi kekayaan sebagai suatu tujuan. · Kaum liberal selanjutnya menolak berbagai bentuk desai atau rencana-rencana untuk masyarakat – agama, utopia, etika. Kaum liberal percaya bahwa masyarakat dan negara hendaknya tidak memiliki tujuan yang pasti tetapi proses hendaknya menjadi hasil. Anti-utopian ini menjadi hal penting dalam filsafat liberal sebagai reaksi dari Komunis yang ekonominya direncanakan secara sentralistik. Antisipasi terhadap aturan-aturan yang ekstrim ini kemudian menjadi neoloberal. · Liberalisme secara inheren menolak berkompetisi dengan masyarakat-masyarakat non liberal—bukan saja dilihat memang berbeda tapi juga salah. Dalam 10 tahun terakhir, masyarakat islam yang telah mengubah negara-negara komunis tetap dipandang sebagai lawan dari masyarakat liberal. · Tetapi liberalisme telah berkompromi dengan satu bentuk ideologi non liberal yakni nasionalisme, dalam bentuk etnonasional yang menjadi dasar terbentuknya negara-negara dewasa ini. Suatu komunitas politik yang berdasarkan kesamaan asal, sejarah dan bahasa adalah bukan liberal, tetapi liberal tidak pernah membentuk negara yang voluntari, kontraktual atau negara tanpa sejarah yang secara logika sama dengan logika liberalisme. Negara bangsa secara kondrat diterima sebagai arena politik dan ekonomi bagi proses-proses liberal. · Kaum liberal mendefinisikan dirinya sebagai “kebebasan” (freedom), karena itu mereka jarang merumuskan di mana posisi masyarakat liberal. Faktanya kebanyakan hal ini tidak bisa dipaksakan. Setelah Perang Dingin, kepercayaan ini berubah. Mereka membutuhkan lokasi geostrategik yang nyata. Banyak kaum liberal sekarang percaya bahwa sebuah perang untuk membentuk masyarakat liberal demokratik adalah adil dan dibolehkan. Keyakinan ini mempengaruhi kebijakan intervensionis. · Kaum liberal klasik menolah gagasan yang meyakini nilai-nilai eksternal: mereka mengatakan itu hanya opini. Mereka merasa opini-opini itu harus diekspresika kepada publik dan dalam beberapa hal opini-opini pasar akan lebih benar. (Gagasan bahwa kebenaran dapat dibuat melalui wacana umurnya lebih tua dari liberalisme). · Penolakan liberal terhada nilai-nilai moral eksternal secara forma diekspresikan dalam gagasan liberal tentang hak asasi manusia: manusia baik dan manusia jahat memiliki hak yang sama, yang akan melakukan hal sama saat mereka menfasilitasi tindakan yang baik atau buruk. Filsafat liberal klasik mengadvokasikan “liberty” (kebebasan) sebagai nilai sekalipun mereka tidak bisa menjelaskan hal itu sebagai nilai. Karenanya kebebasan didudukan lebih tinggi dari nilai baik dan buruk. · Kaum liberal percaya formal kesataan di antara partisipan dalam suatu masyarakat liberat tetapi hampir semua kaum liberal percaya pada ketidaksamaan bakat. Banyak kaum liberal simpatik pada teori-teori biologi ketidaksamaan (teori tentang perbedaan ras dalam kecerdasan sekarang populer di kalangan kaun neoliberal Amerika Serikat). Liberalisme sebagai sebuah ideologi universia dan secara prinsip kaum liberal ingin ideologi ini dilaksanakakan di seluruh antero planet bumi dan seluruh penduduk bumi. Kebanyakan kaum liberal menyokong perluasan masyarakat liberal walaupun pada abad ke 19 itu hanya diperbolehkan bagi sesama masyarakat liberal yang maju. Selama bertahun-tahun pasar bebas hanya dipertimbangkan dalam pertukaran kebudayaan dan elemen-elemen liberalisme yang bisa diekspor. Hanya baru-baru ini saja kaum liberal beradvokasi bahwa masyarakat Asia dan Afrika hendaknya menjadi 100% masyarakat liberal yang demokratis. Misionaris Liberal seperti George Soros akan tidak dikenal atau terpinggirkan jika hidup pada abad ke 19. Liberalisme Pasar Pasar bebas bukan sekedar pertukaran dan perdagangan. Dua orang yang saling bertukar produk tidak dapat membentuk pasar bebas dalam kepercayaan liberal walaupun transaksi mereka menggunakan uang. Elemen kompetisi hilang dalam transaksi dua orang tadi. Sebuah pasar bebas liberal minimal membutuh sekurang-kurangnya tiga pihak dengan dua diantaranya berkompetisi. Semisal, dua penjual berkompentisi dan satu orang pembeli. Persaingan dua pembeli untuk mendapat harga yang paling murah adalah tipe paling sederhana dari bentuk desakan pasar. Desakan itu muncul tanpa disadari oleh ketiga pihak tersebut. Dalam pasar modern, ada jutaan pihak dan desakan pasar yang amat kompleks. Nilai pasar liberal ini adalah karater pasar. Mereka percaya bahwa moral dibutuhkan oleh desakan pasar di bidang ekonomi. Ini boleh jadi adalah definisi pertama dari liberalisme pasar. Kedua adalah kepercayaan pada kewirausahaan mereka sendiri sebagai kelompok sosial. Ringkasannya adalah sebagai berikut; · Bagi semua kaum liberal, proses interaksi melegitimasi hasil : pasar liberalisme, pasar adalah proses primer, dan transaksi pasar adalah interaksi. · Kaum pasar liberal percaya bahwa transaksi ekonomi berlansung dalam kerangka yang memaksimalkan dampak setiap transasik dari setiap transaksi. Ini definisi abstrak dari pasar bebas tetapi ini membuat bentuk transisi dari liberalisme menjadi neoliberal yang lebih mudah dipahami. · Kaum liberal memandang pasar sebagai barang dan kerap sebagai sesuatu yang semi-keramat. Mereka ingin pasar terus membesar sebesar mungkin dengan melibatkan seluruh masyarakat. Dalam negara-negara liberal demokratik yang moderen hampir semua kaum dewasa berpartisipasi dalam pasar. Sebuah klub pribadi di sebuah negara komunis, dimana anggota-anggotanya dilindungi pasar bebas yang tertutup bisa memuaskan kaum bukan liberal. · Kaum liberal menolak ekonomi swadaya dan secara kuat mereka percaya pada perang untuk pasar yang terbuka. Contoh terbaika dalah Perang Opium saat Inggris dan Kekaisaran Cina mengijinkan impor opium. Kaum liberal menyebutkan percaya dalam perluasan pasar telah berubah setelah berakhirnya Perang Dingin. · Pasar liberal menolah pembatasan perdagangan: pasar bebas adalah slogan klasik liberalisme pasar. Ini berarti secara tradisional, kebebasan aliran barang dan modal: neoliberal kemudian mengembangkan sebuah versi yang lebih cair dimana aliran dan interaksi diperlakukan sebagai nilai-nilai etika yang quasi (baru valid dalam hukum jika benar-benar ada)—quasi ethical values. · Pasar liberal yakin bahwa aspek penting masyarak hendaknya ditentukan oleh pasar, pada khususnya tentang distribusi pendapatan dan kekayaan. Kemudian neoliberal memperluas keyakinan ini menjadi seluruh kehidupan sosial hendaknya ditentukan pasar. · Semua pendukung liberalisasi pasar menolah gangguan pasar oleh gereja, negara dan lain-lain walau sejak abad 19 negara memiliki kekuasaan mempengaruhi pasar. Pasar liberal secara jelas-jelas antiutopian dalam bentuk perencanaan ekonomi negara yang sentralistik atau negara mengontrol keseluruhan ekonomi. Mereka percaya bahwa pasar memproduksi desain masyarakat yang terbaik dan adalah salah jika menggantinya dengan desain yang lain. · Bagaimanapun liberalisme pasar sendiri adalah sebuah utopian meskipun dirinya antiutopia. Dalam dunia ideal sebuah liberalisme pasar, tidak ada barang dan jasa yang eksis jika tidak ada permintaan pasar, tetapi seluruh barang dan jasa yang merespon pasar, ia akan eksis. Ini sendiri adalah sesuatu proyek utopia yang menyentuh keseluruhan struktur sosial masyarakat. Neoliberal bergerak maju dan memperluas prinsip pasar melampaui barang dan jasa. · Intitusi sosial kewirausahaan adalah pusat liberalisasi pasar. Seorang entrepreneur adalah seorang yang berprofesi untuk merespon permintaan pasar. Pada abad ke 19 kebanyakan entrepreneur masih perseorangan kemudian perusahaan-perusahaan mengambil alih fungsi ini. Perusahaan adalan suatu organisasi permanen, yang secara terstruktur merespon permintaan pasar. Seorang entrepeneur bukan seorang petan atau konsultan. Menurut teori seorang entrepeneur mengubah tindakan-tindakan agar sesuai dengan permintaan pasar. Pada realitasnya kebanyakan entrepreneur cenderung spesifik tergantung dari produk dan jasa. Tetapi neoliberal sekarang meminta teori-teori itu lebih fleksibel dan menjadi standar kepraktisan. · Tanpa entrepreneur tidak ada pasar bebas. Kemudian liberalisasi pasar meminta suatu status sosial yang khusus bagi entreprenur. Pada awalnya tuntutan ini ditolak karena melahirkan konspirasi. Dalam perspektif sejarah, kaum entreprenur menyelamatan Eropa dari kemisikan pada Jaman Pertengahan (Visi ini diungkap oleh Karl Marx yang mengakui adanya Kebudyaaan Dinamisme dalam pasar bebas). Seluruh masyarakat bila tidak ada kaum entrepreneur akan gagal. Sesuatu yang menjadi pusat dan jarang secara eksplisit dinyatakan dalam tuntutan politik dari liberalisasi pasar adalah bahwa entrepenurlah yang hendaknya mengontrol ekonomi. Hal ini tidak hanya saja sudah diterima tetapi telah berpadu dengan kebudayaan masyarakat liberal demokratik di barat. Nilai-nilai preferensi liberal ini telah diterima secara luas dan di Amerika Serikat dikenal sebagai komunitas bisnis. Ini adalah nyata dan dikenali sebagai elit sosial dengan karakters kebudayaan yang berbeda, pakaian yang khusus dan kerapkali menggunakan dialek bahasa yang berbeda. Dan mereka mengontrol ekonomi di negara-negara liberal demokratik. Kebudayaan, perilaku dan etika mereka telah mempengaruhi pikiran-pikiran neoliberal. Neoliberalisme Jika Adam Smith hidup kembali dan melihat begitu ekstrimnya neoliberalisme, ia mungkin akan menemukan sesuatu yang aneh. Tetapi, neoliberal adalah turunan dari gagasan liberalisme. Keyakinan pada pasar, permintan pasar terlah memisahkan dari kenyataan barang dan jasa. Hal ini terlah menjadi akhir itu sendiri dan ini adalah satu alasan dari neoliberalisme dan bukan liberalisme. Karakter umum neoliberal adalah keinginan memperbanyak dan memperluas pasar melalui peningkatan jumlah, frekuensi, pengulangan dan formalisasi transaksi. Tujuan akhir neoliberal adalah sebuah dunia dimaa setiap tindakan yang dilakukan adalah sebuah transaksi pasar, dikerjakan dengan kompetisi dengan berbagai pihak dan berbagai transaksi, mempengaruhi setiap transaksi, dengan transaksi yang terjadi dengan waktu yang amat cepat dan berulang dalam kecepatan yang tak terhitung. Ini bukan sesuatu yang mengejutkan dari bentuk neoliberalisme dan khususnya cyberliberalisme yang mirip dengan kepercayaan semi agama yang saling berkoneksi di dalam kosmos. Beberapa karakter neoliberal adalah · Ekspansi baru dalam waktu dan ruang atas pasar. Walaupun ada ekonomi skala dunia berabad-abad, neoliberal menemukan area baru marketisasi. Ini menggambarkan bagaimana neoliberal berbeda dari liberalisme pasar klasik. Adam Smith tidak akan percaya bahwa sebuah pasar bebas ternyata kurang pasar bebas karena toko-toko ditutup di tengah malam. Ekspansi waktu perdagangan adalah satu tipologi kebijakan ekonomi neoliberal. Bagi kaum neoliberal, 23 jam ekonomi tidak bisa diatur karena tidak boleh kurang 24 jam baru memuaskan mereka. Mereka secara konstan mempelruas pasar sampai pada batasnya. · Kecenderungan pada properti dalam liberalisme klasik dan liberalisme pasar telah tergantikan dengan kecenderungan pada kontrak. Pada masa Adam Smith, properti adalah simbol dan akan tampak aneh jika entrepreneur tidak memiliki kekayaan sendiri dan menyewa alat-alat produksi. · Maksimalisasi kontrak adalah tipologi neoliberal. Privatisasi Perusahaan Kereta Api Inggris –semula dikelola negara, telah berubah menjadai 30.000 kontrak baru. Kebanyakan adalah adanya pemisahan jasa-jasa menjadi kecil-kecil. (Neoliberal yang fanatik akan cenderung untuk tidak membeli satu cangkir kopi melainkan bernegosiasi untuk membeli beberapa tetes kopi). · Periode kontrak dikurang khususnya berkenaan dengan pasar tenaga kerja tapi frekuensi kontrak ditingkatkan. Sebuah kontrak jasa, untuk kebersihan kantor, bisa dikurangi dari satu tahun menjadi 3 bulan atau bahkan satu bulan. Kontrak kerja juga semakin pendek dan pendek agar pekerja melamar terus pekerjaan. Fleksibilitas ini membuat secara kualitatif kehidupan kehidupan para pekerja pun berubah. Semakin banyak tawaran pekerjaan dan menyebar dalam segala bentuk kehidupan. · Permintaan pasar pun menuntut penilaian yang lebih intensif. Perkembangan bisa dilihat pada pasar tenaga kerja. Walau ada kontrak, tetapi pekerja tetap dinilai dari waktu ke waktu. Semisal di pusat panggilan telpon, waktu pekerja ke toilet juga dihitung dalam hitungan detik. Demikian pula dalam jasa pengantaran barang, lokasi dan perjalanan barang dilacak setiap saat. · Transaksi baru yang intensif seperti model bursa pasar modal. Tipologi neoliberal: tidak ada hubungan antara banyak transaksi dengan apa yang sedang diproduksi. · Bentuk baru metode adalah bagian dari upaya menciptakan transaksi dan pasar yang intensif. · Transaksi buatan diciptakan untuk meningkatkan jumlah dan intensitas transaksi. · Perdagangan yang diotomatiskan dan penciptaan pasar virtual adalah gaya neoliberal untuk memberbanyak transaksi. · Ekspansi interaktivitas berarti masyarakat neoliberal adalah masyarakat jejaring ketimbang masyarakat terbuka dalam liberal klasik. Keadilan formasl dan akses tidak cukup bagi neoliberal: mereka harus digunakan untuk menciptakan hubungan dengan anggota masyarakat yang lain. Ini sering disebut sebagai connectionist. · Karena ekspansi kontrak, biaya transaksi memegang peran penting dalam neoliberal. · Pertumbuhan sektor jasa keuangan berkaitan dengan karakter neoliberal ketimbang berkaitan dengan jasa-jasa ekonomi. Keseluruhan sektor jasa keuangan sendiri adalah biaya transaksi: hal ini hampir tidak ada dalam ekonomi yang sentralistik. Ekspasi sektor ini amat kontradiksi dengan propaganda lebih efesien dan tidak birokratis. · Kecepatan perdagangan semakin cepat. Pasar data online amat mahal dan sekarang data hanya tertunda 15 menit. Pasar semakin bergerak cepat dan setelah 15 menit tidak ada gunanya. Perdagangan saham berubah setiap menit. · Muncul profesi derivatif seperti tes bagi pegawai. · Penciptaan sub-market, umum dalam peruhasaan. · Maksimalisasi penyedia jasa dan barang. Neoliberal bukan struktur ekonomi yang sederhana. Ia adalah filosofi. Ini lebih terlihat dalam perilaku masyarakat, individu dan pekerja. Neoliberal cenderung ingin melihat dunia sebagai metafora pasar. Membayangkan negara seperti perusahaan adalah tipologi neoliberal bukan liberal. Seperti anda harapkan dari sebuah filosofi yang lengkap, neoliberal menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis seperti Mengapa kita berada disini? Dan Apa seharusnya saya lakukan?. Kita disini untuk pasar dan anda harus berkompetisi. Neoliberal yakin manusia hidup untuk pasar dan bukan untuk lain-lain. Makanya adalah baik berpartisipasi di dalam pasar. Siapa pun yang tidak berpartisipasi dengan pasar maka akan gagal. Dalam etika personal, visi neoliberal adalah setiam manusia adalah entrepeneur yang mengelola hidupnya dan untuk itu harus bertindak. Filosof moral menyebutnya sebagai sebuah “virtue ethic” – bagaimana seseorang secara kualitas lebih maju jika mewujudkan tindakan-tindakan ideal di muka. Individu yang memilih teman, hobi, olahraga dan mitranya untuk memaksimalkan status di masa depan, ia adalah neoliberal. Perilaku ini tidak ditemukan pada masa-masa liberal klasik—walaupun umum pada mahasiswa-mahasiwa yang ambisius. Tindakan-tindakan sosial tidak selalu bisa dinilai uang tetapi mereka mereka mewakili perluasan dari prinsip pasar ke dalam area kehidupan non ekonomik—lagi-lagi ini tipikal neoliberal. Gagasan ketenaga kerjaan adalah karakter neoliberal. Ini berarti neoliberal memamdan sebagai tugas mulia manusia untuk mengatur hidupnya dengan memaksimalkan keunggulannya di pasar tenaga kerja. Membayar untuk mempercantik diri dengan operasi plastik supaya bisa masuk ke pasar tenaga kerja adalah fenomena neoliberal—ini mungkin akan membuat Adam Smith terperangah. Pada gilirannya, neoliberalisme telah diasosiasikan dengan kebudayaan tertentu (khusus kebudayaan amerika serikat) dan sebuah bahasa tertentu (Inggris). Ini tidaklah mengejutkan karena Anglo-American Liberalism adalah kelompok yang paling berpengaruh dalam mempengaruhi neoliberal. Neoliberal sendiri adalah ideologi yang tidak berkaitan dengan kebudayaan dan bahasa tertentu. Memanglah benar bahwa hanya satu bahasa yang menfaslitasi perdagangan bebas. Pada prakteknya, bahasa Inggris, kebijakan neoliberal, pro kebijakan luar negeri Amerika biasanya berjalan bersama-sama khususnya di Eropa Barat dan Eropa Timur. Globalisasi dan Neoliberal Seringkali istilah globalisasi dan neoliberal disamakan dan dapat saling menggantikan. Hal itu benar hanya pada hal-hal tertentu dan terbatas pada aspek neo merkantilis dari neoliberal. Neoliberal memandang sebuah bansa sebagai sebuah perusaan bisnis. Perusahaan bangsa sendang menjual dirinnya sebagai lokasi investasi ketimbang mengekspor barang-barang. Jika tidak seorangpun dalam pemerintahan percaya pada ideologi ini, hal tidak akan membawa resiko apa-apa. Jika sebuah pemerintah neoliberal berkuasa maka mereka akan mendesain agar wilayahnya menarik bagi investor. Kebijakan mereka biasanya probisnis bila dilihat oleh kelompok oposisinya. Tetapi ingat bahwa ideologi adalah neo-mercantilis: kebijakan adakah kebijakan nasional yang mengutamakan kesejahteraan bangsa bukan pasar. Secara paradoks, mereka membuat proteksi: jika lokasi ditetapkan sebagai wilayah investasi pasar global kemudian menjadi kompetisi yang tidak adil bagi pemerintah yang secara artificial meningkatkan ketertarikan para investor. Pemerintahan seperti ini, secara lantang, ingin berkata pasar liberal itu tidak baik. Kelompok garis keras liberalisme passar yang klasik akan menjatuhkan pemerintahan yang antibisnis pada pemilu. Mereka akan berkata bisnis akan bekerja dimana saja, pemerintahan yang menolaknya akan jatuh miskin. Itulah cara kerja pasar global. Sebaliknya kaum neoliberal tidak akan melakukan itu karena dianggapnya percuma melawan pemerintah yang antibisnis. Faktanya hanya sedikit kaum liberal yang konsisten sedangkan kaum neoliberal tidak konsisten. Retorika mereka soal kemampuan suatu negara berkompetisi sebagai bentuk nationalisme ekonomi. Iini versi modern dari nationalisme supaya seluruh bangsa bekerja bersama-sama. Ringkasan Neoliberalisme

* Maksimalisasi transaksi
* Maksimalisasi jumlah transaksi
* Maksimalisasi kontrak
* Maksimalisasi kontraktor/supplier
* Konversi Tindakan-tindakan sosial ke dalam transaksi pasar
* Maksimalisasi kompetisi dan stress buatan
* Ciptakan Quasi Market
* Pengurangan Interval Intertransaksi
* Maksimalisasi pihak-pihak pada setiap transaksi
* Maksimalisasi jangkauan dan efek dari setiap transaksi
* Maksimalisasi transaksi sewa/pemutusan dalam pasar buruh
* Kurangi inter-assessment interval
* Ciptakan audit society/artificial assessment norms
* Maksimalisasi faktor-faktor penilaian

Definisi Neoliberalisme lebih kurang adalah suatu filsafat yang eksis dan bekerja dalam sebuah pasar yang dinilai berbeda dengan relasi-relasi sebelumnya dengan produksi barang dan jasa dan tanpa kehendak untuk menata dampak mereka dalam produksi dan jasa, dan menjadi sistem operasi sebuah pasar atau struktur pasar dilihat menurut etikanya, dan mampu menjadi pedoman tindakan manusia dan menggantikan nilai dan keyakinan yang ada

Tinggalkan komentar