ANTROPOLOGI KESEHATAN

ANTROPOLOGI KESEHATAN

A.Model Sosiologi Kesehatan

1.Model Evolusi
a.Charles Darwin – Social Darwinism ( Spesies – Natural selection )
1.Faktor ketahanan fisik
2.Berfindah, mencari tempat yang lebih cocok
3.Bertahan, pengembang iptek

b.Auguste Comte
1.Manusia adalah benda mati yang memiliki nyawa
2.Metafisika – penjelasan fenomena alam melalui analisis abstrak
3.Scientific stage – semua unsur penyebab dijelaskan melalui analisisi tentang proses ilmiah / alamiah

c.Karl Marx
1.Setiap perbedaan akan hancur
2.Muncul peradaban paling tinggi sosialis menggantikan feodalis
3.Perubahan harus duupayakan – perombakan sosial ( revolusioner )

d.Herbert Spencer
1.Perubahan masyarakat secara alamiah
2.Masyarakat bergerak ke arah lebih baik dan sempurna

e.Emile Durkhein
Model evolusi semu, karena perubahan tidak selalu ke arah kesempurnaan :
1.Spesialis pekerjaan sederhana – mechanical solidarity
2.Kepadatan penduduk – spesialisasi berbeda – organic solidarity

f.Leslie White
1.Tingkat perubahan tidak berdasarkan urutan tapi bisa meloncat
2.Medernisasi – glonal

2.Model Struktural Fungsional

Segala praktek mempunyai manfaat tentang teori Ekuilibrium – status quo

a.Talcott Parsons
Prasyarat fungsional untuk suatu struktur :
1.Ada teknologi memadai untuk kebutuhan makan, pakaian, perumahan
2.Kebutuhan emosional, spritual, kebudayaan
3.Anggota mengkoordinasikan, mengingtegrasi dengan kebutuhan kelompok
4.Analisis lembaga masyarakat misalnay keluarga

b.Kritik
1.Kebiasaan merugikan dipertahankan
2.Unsur bermanfaat bagi sub sistem tetap tidak bagi sistem
3.Unsur bermanfaat bagi sistem tetapi tidak bagi sub sistem
4.Sistem sosial tidak selalu berhubungan secara harmonis

3.Model Komplik

a.Karl Marx
Proses sosial bukan untuk harmonisasi tapi perjuangan untuk memperoleh keuntungan – teori pertentangan kelas
b.Komplik – dinamika sosial
Komplik – manifes dan latent
c.Analisis gejala sosial politik

4.Model Interaksi Simbolik
1.Interaksi individu – mendasar masyarakat
2.Peranan interaksi – fleksibel sesuai situasi
3.Analisis hubungan perawat – klien

B.MODEL PERILAKU KESEHATAN

Individu terlibat kegiatan medis, kerana :
1.Pencegahan penyakit
2.Diagnosis penyakit atau tindakan yang diperlukan
3.Pengobatan penyakit ( sick role behavior )

1.Model Suchman ( Social Networt Model )

Orientasi kesehatan berhubungan dengan perilaku keluarga dan ada empat unsur perilaku sakit :
a.Perilaku itu sendiri
b.Tempat / ruang lingkup
c.Validasi perilaku selama perilaku medis
d.Sekuensinya

2.Alternatif Perilaku Sendiri

a.Mencari pertolongan kesehatan
b.Fragmentasi perawatan kesehatan
c.Menggunakan pertolongan kesehatan
d.Pengobatan sendiri
e.Menghentikan pengobatan

3.Sekuensi Peristiwa
a.Pengalaman dengan gejala penyakit
b.Penilaian terhadap peran sakit
c.Kontak dengan perawat kesehatan
d.Sembuh atau masa rehabilitasi

4.Pengalaman Sakit
a.Rasa sakit, kurang enak badan
b.Pengetahuan tentang gejala dan penafsiran
c.Takut dan cemas
d.Sistem rujukan awam ( lay referral system )
e.Sick role legitimacy
f.Jadi pasien
g.Rehabiltasi

C.DICISION THEORETIC MODEL
FAGREGA = Aplikasi lintas budaya ( cross culture )
Sistem Perilaku sakit
1.Sistem Biologis – proses fisiologis dan kimia
2.Sistem sosial – individu, kelompok, lembaga
3.Sistem fenomenologis – tingkat kesadaran pengertian individu
4.Sistem memori – pengalaman sakit. Sikap, kepercayaan yang mempengaruhi ketiga sistem lain.

Perilaku Sakit
1.Pengenalan gejala sakit
2.Penilaian dan evaluasi sakit
3.Pertimbangkan pengobatan ( sendiri, lay referal sistem dst )
4.Ada lima bagaian :

Rencana pengobatan
Keuntungan dan kelebihan
Analisis biaya, waktu, tenaga
Analisis manfaat setiap alternatif
Memilih rencana pengobatan

5.Mengulangi perilaku berdasarkan pengalaman

Pengaruh Sosial Budaya
1.Persepsi sakit yang berbeda
2.Nilai dan biaya pengobatan berbeda dari segi budaya

D.HEALTH BELIEF MODEL
Rosenstock
1.Persepsi
2.Penilaian
3.Pencetus

E.MODEL ANDERSON DAN BARTKUS
J.G. Anderson dan D>E> Bartkus
Karakteristik sosial demografi  kebutuhan kesehatan
1.Penilaian individu tentang sumber pelayanan kesehatan
2.Penilaian orang lain tentang sumber pelayanan kesehatan
3.Persepsi tentang gejala penyakit serta kecendrungan tindakan sebagai respon
4.Persepsi pelayanan kesehatan
5.Faktor ekonomi
6.Fasilitas pelayanan kesehatan ( kemudahan mendapat )
7.Faktor sosial demografi ( umur, tingkat pendidikan )
8.Kemampuan mengenali gejala
9.Orientasi pelayanan kesehatan

F.MODEL KOSA DAN ROBERTSON
1.Penilaian gangguan kesehatan
2.Rosa kuatir karena gejala penyakit
3.Penerapan pengetahuan terhadap kesehatan
4.Tindakan untuk menghilangkan kekuatiran:
Floathing anxiety : mengambang – dialami setiap orang terlepas dari penyakit itu sendiri
Specific anxiety : Respon sesuai tingkat keperawatan
– Ada pengaruh sosial budaya

G.MODEL MECHANIC
Help Seeking
1.Adanya penyimpangan 7. Keseriusan penyakit
2.Dampak sakit terhadap keluarga dan sosial 8. Frekuensi penyakit
3.Informasi yang tersedia, pengetahuan, kebudayaan 9. Batas toleransi individu
4.Kebutuhan melawan penyakit 10. Interpretasi penyakit
5.Adanya kebutuhan lain yan lebih penting
6.Sumber pengobatan yang tersedia

H.MODEL AUTONOVSKY DAN KATS
1.Motivasi predisposisi
2.Variabel kendali
3.Variabel kondisi

I.MODEL LANGLIE
Model Perilaku pencegahan gangguan kesehatan
1.Faktor Resiko
Langsung : Tidak bersih,kecelakaan
Tidak langsung : Senam, Gizi, imunisasi
2.Faktor respon :
Konsisten
Tidak konsisten

J.MODEL J. YOUNG
1.Gravity ( daya tarik ) penyakit ( berat atau ringan )
2.Home remedy ( rujukan awam )
3.Faith ( kepercayaan )
4.Accesibility ( kemudahan )

K.KOMPLIK PERAN PETUGAS KESEHATAN
1.Kepentingan pasien ( individu >< kelompok ) menjelaskan penyakit
2.Pengolaan sumber daya  efisiensi, efektifitas waktu, keahlia, tenaga
3.Kepentingan pasien ( sekarang >< yang akan datang ) dampak perawatan sekarang  yang akan datang
4.Perhatian terhadap kesejahteraan pasien / klien , akibat terhadap rumah tangga pasien
5.Ketidak mampuan petugas
6.Menjaga identitas pasien / klien >< kepentingan hukum, umum
7.Tanggung jawab terhadap klien >< karir petugas
8.Peranan secara sosial, suami,ayah,istri,ibu dan tokoh

L.INTERAKSI PETUGAS – KLIEN
1.Aktif – pasif :
Kasus darurat
2.Bimbingan – kerja sama :
Penyakit akut – menular
3.Saling membantu ( mutual participation )
Penyakit kronis mis : DM
Partisipasi klien besar

M.HUBUNGAN PROFESIONAL – KLIEN

Empat bentuk interaksi :

1.Role Uncertainty

Harapan – ada kesuaian, kesempatan
Kenyataan – peran belum diperinci dengan baik

2.Responsibility Conflicts
Brickman :
Perlu ada negosiasi siapa yang bertanggung jawab
Seberapa besar partisipasi klien
Jika ada ketidak cocokan ada perundingan

3.Pawer Differences
Anderson dan Helm
1.Umumnya petugas yang berkuasa
2.Sumber kekuasaaan ( French dan Raven ) :
Rewand pawer – Coercive
Legitimate – Refferent
Expert

4.Unshared Meaning
Berger dan Luckman
Arti yang diberikan tidak sama
Perlu komunikasi yg konsisten dan kontinyu tentang fokus, ruang lingku klien

N.PERILAKU PENCARIAN PELAYANAN KESEHATAN
( Seeking and using Healh Service )
1.Perilaku masyarakay sehubungan dengan pelayanan kesehatan
2.Kerangka kerja pelayanan kesehatan
3.Tipe umum dari model penggunaan pelaynan kesehatan
4.Hekath beliet model
5.Anderson model ( pendukung , karakteristik kebutuhan )

O.FAKTOR BUDAYA PADA HARAPAN PERANSAKIT ( Alexander Segal )

1.Peran Budaya – Membentuk pengertian manusia tentang kesakitan, kesehatan,
Aktifitas – aktifitas untuk mengobati

Penting untuk mengetahui konsep sick – role

2.Keterbatasan ( Model Persons ) :
Tidak observasi sistematis dari kelakuan manusia
Observasi secara abstrak sejumlah hipotesa yang dilembagakan

Konsep baru sick role

-. Hak : Tidak menjelaskan , petigas sebagai sehat
: Tangkat orang lain (selama sakit )
3.Redefinisi
– Kewajiban : Unwanted condition – coba diatasi
: kemauan untuk mengobati

Peran sakit dipengaruhi :
Sosial Budaya
Faktor Psikologis

4.Eksplorasi faktor sosial budaya dan harapan peran sakit :
Sedikit peneliti yang mencoba menetukan perbedaan sistimatis dari sosial budaya tentang harapan peran sakit
Tendensi umum – bersasumsi model persons tentang sick role sama untuk setiap anggota masyarakat
akibat
Sedikit peneliti hubungan antara peran sakit – status orang ( yang mau menerima peran sakit )

5.Fakta Empirit yang Baru
Hasil penelitian Segall dan Artulke  Studi pasien dari RS :
Ada berpendapat antara umur, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dengan peranan sakit yang diharapkan
Tidak ada perbedaan antara karakteristik ( agama / kepercayaan, seks ras ) dengan peran sakit yang diharapkan

P.KONSEP PERAN SAKIT ( Arnold Arluke )

Model :
1.Pendekatan struktural fungsional :
Persons – struktur – fungsional untuk menjaga keseimbangan masyarakat
Sakit – sebagai suatu peyimpangan :
Tidak dapat menjalankan fungsi naormal
Orang tidak berharap untuk mendapatkannya

2.Harapan Peran Sakit
Terdapat 2 hak terhadap peran sakit dan 2 kewajiban
Berhak untuk tidak berperan normal
Berhak utnuk tidak diberi tanggung jawab
Wajib berusaha sembuh
Wajib mencari dan bekerja sama dengan ahli dibidang pertolongan

3.Keuntungan Sekunder
Gejala dilebih-lebihkan
Status pengganti terhadap ketidakmampuan
Imbalan karena telah bekerja keras

4.Kontrol Sosial
Mengangtipasi keuntungan sekunder yang dimanfaatkan :
Kewajiban untuk sembuh
Orang sakit terisolasi dari orang sehat
Beberapa pandangan sosial  bahwa peran sakit dapat mempunyai keuntungan dalam lingkup :
institusi
individu

5.Kritik
Terhadap model Personian
Batasan terhadap kejadian akut :
Dapat diterapkan pada penyakit akut
Tidak dapat diterapkan pada penyakit kronik
Lantrogenesis
Medis Sentris
Person hanya mendasarkan pada medis amerika yang cendrung menggambarkan :
Ahli sebagai figur orang tua
Pasien sebagai figur anak-anak
Kelompok Budaya dan Kelompok Klass
Model Person kurang unversal
Pada dasarnya peran sakit dipengaruhi klass dan budaya.

KONSEP SOSIOLOGI

PENGERTIAN DAN KONSEP SOSIOLOGI

Ada dua ruang lingkup dalam sosiologi, yaitu statistika dan dinamika. Statistika yaitu ruang lingkup yang mempelajari hal-hal tentang dasar-dasar pergaulan hidup manusia. Dinamika yaitu hal-hal yang mempelajari hukum-hukum dan dalil-dalil tentang perubahan masyarakat.
Ada beberapa factor yang menyebabkan perubahan social dalam pergaulan hidup masyarakat yakni pendidikan dan pengajaran, proses social dalam berbagai bentuk, sarana komunikasi social, pengaruh budaya asing dan hukum yang diperankan dalam perubahan masyarakat. Contohnya :
Penggunaan kompres dingin, dulunya digunakan untuk menurunkan panas tetapi di jaman sekarang dapat digunakan kompres hangat/ hangat yang memiliki cara kerja yang lebih baik karena dengan kompres panas dapat mencegah vasokonstriksi pembuluh darah
Penggunaan spoit, dulunya spoit digunakan berulangkali pada pasien yang berbeda-beda, tetapi sekarang penggunaan spoit hanya digunakan sekali pakai lalu dibuang agar tidak terjadi penularan penyakit dari satu pasien ke pasien lainnya
Adanya perubahan status perawat, dulunya perawat dianggap hanya sebagai pembantu dokter, tetapi sekarang perawat adalah mitra dokter

KONSEP MANUSIA

Manusia sebagai mahluk social di kodratkan sebagai subsistem terbuka dari lingkungan. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Jadi manusia sebagai anggota keluarga, kelompok, dan masyarakat perlu berinteraksi dan menciptakan hubungan antara manusia, karena dengan berinteraksi dan menciptakan hubungan antara manusia akan menghasilkan hubungan yang dinamis yaitu yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengan kelompok manusia.
Manusia sebagai mahluk yang utuh dan unik serta merupakan mahluk Bio-Psikososial dan Spritual juga mempunyai kebutuhan dan tujuan hidup. Dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia mencoba belajar menggali dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dengan segala keterbatasannya. Sedangkan untuk mencapai tujuan hidup manusia juga tidak bisa lepas dari bantuan orang lain, misalnya kita ingin menjadi seorang perawat maka kita harus sekolah/ kuliah dan secara otomatis kita membutuhkan tenaga seorang pengajar.
Menurut Bauman manusia juga mempunyai hasrat atau kecenderungan bernaluri antara lain sebagai berikut :
1.Kecenderungan social, yaitu untuk menggabungkan dirinya dengan individu lainnya dalam bentuk kelompok
2.Rasa harga diri, yaitu supaya kelihatan berharga menurut pandangan orang lain
3.Kecenderungan untuk patuh, menurut dan ada hasrat untuk tunduk dan sukarela, terpaksa ataupun motif lainnya
4.Kecenderungan meniru, yaitu adanya keinginan untuk meniru orang-orang yang dikaguminya
5.Hasrat tolong-menolong dan simpatik, yaitu turut merasakan sesuatu yang dirasakan oleh orang lain
6.Hasrat berjuang yaitu adanya keinginan untuk mengalahkan lawan
7.Hasrat untuk mendapatkan kebebasan, yaitu hasrat untuk menghindarkan diri dari kekangan

Kaitannya dengan tugas kita sebagai seorang perawat :
Dalam menghadapi pasien atau klien kita harus bisa menciptakan hubungan yang baik dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif agar kita tidak canggung menceritakan penyakit dan semua keluhan yang dialaminya. Dan di situlah kita sebagai seorang perawat harus menolong untuk mengatasi penyakitnya.

KONSEP BUDAYA

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu Budhayah yang merupakan bentuk jamak kata Budhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal.
Fungsi kebudayaan antara lain :
a.Melindungi masyarakat terhadap alam sekitarnya
Kebudayaan ini sangat membantu manusia terhadap ancaman lingkungan. Seseorang biasanya sakit karena ketidakmampuannya berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan adanya kebudayaan yang di dalamnya terdapat kepercayaan manusia dapat sehat kembali.
b.Mewujudkan tata tertib dalam pergaulan masyarakat
Di dalam kebudayaan terdapat norma yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Misalnya budaya masyarakat di dalam kebudayaan seseorang lelaki harus melamar anak gadis terlebih dahulu sebelum menikah.
c.Memuaskan seuautu rangkaian hasrat naluri dalam kebutuhan hidup dari mahluk hidup. Kebudayaan merupakan karya, rasa dan cipta.
Unsur-unsur kebudayaan antara lain :
a.Teknologi berkaitan dengan peralatan dan perlengkapan hidup manusia
b.Keluarga berkaitan dengan system pendidikan karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama
c.Ekonomi berkaitan dengan mata pencaharian dan system ekonomi
d.Kekuatan, berkaitan dengan kekuatan politik
e.Norma, memungkinkan kerjasama para anggota masyarakat
f.Bahasa, melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi
g.Kesenian
h.Kepercayaan (religius)
Sehubungan dengan tugas kita sebagai seorang perawat maka budaya adalah hal-hal yang berhubungan dengan akal, karya, cipta, rasa, karsa dan yang paling penting menurut Sir Edward Tylor merupakan kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan sebagai anggota masyarakat. Perawat yang berbudaya memiliki cipta, rasa, dan karsa. Cipta artinya kemampuan perawat berpikir tentang bagaimana dia menyelesaikan masalah yang dihadapinya misalnya dengan berpikir kritis. Rasa yaitu perawat harus memiliki rasa empati dan simpati. Sedangkan karya yaitu perawat dalam memberikan perawatan sebaiknya tidak memanfaatkan hal-hal yang ada saja, dia juga harus berkarya sesuai dengan kemajuan teknologi. Jadi fungsi kebudayaan adalah sebagai patokan atau pedoman mempelajari manusia dengan melihat kebiasaan-kebiasaan manusia itu sendiri. Misalnya dalam menghadapi pasien yang berbeda.

KONSEP KELUARGA

Jika seorang pria dan wanita telah melalui jenjang pernikahan maka mereka berarti telah memulai kehidupan baru yang akhirnya melahirkan tanggungg jawab baru. Mereka berdua pun akan melaksanakan fungsi- fungsi sebuah keluarga. Fungsi-fungsi keluarga meliputi : fungsi biologis, fungsi sosialisasi anak, fungsi afeksi, fungsi educatif, fungsi religius, fungsi protektif, fungsi rekreatif, fungsi ekonomi, dan fungsi penentuan status.
Fungsi Biologis. Keluarga yang dibentuk melalui ikatan perkawinan merupakan sarana yang sah bagi pasangan suami-istri untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Jadi keluarga berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan biologis manusia, yang secara khusus dalam bentuk hubungan seks, agar manusia tidak memenuhi kebutuhan tersebut secara bebas seperti binatang.
Fungsi Sosialisasi Anak. Anak memperoleh sosialisasi yang pertama di lingkungan keluarganya. Orangtuanya mempersiapkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Dengan melaksanakan fungsi sosialisasi ini dapat dikatakan bahwa keluarga berkedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan social di masyarakat.
Fungsi Afeksi. Anak, terutama pada saat masih kecil, berkomunikasi dengan lingkungannya dan orangtuanya dengan keseluruhan kepribadiannya. Ia dapat merasakan dan menangkap suasana perasaan yang meliputi orangtuanya pada saat anak berkomunikasi dengan mereka. Oleh karena itu, orangtua, terutama ibu, harus melaksanakan fungsi afeksi (perasaan) ini dengan baik agar jiwa anak tumbuh dengan sehat.
Fungsi Educatif. Fungsi educatif atau fungsi pendidikan keluarga merupakan salah satu tanggung jawab yang paling penting yang dipikul oleh orangtua. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Kehidupan keluarga sehari-hari tertentu beralih menjadi situasi pendidkan yang dihayati oleh anak-anaknya. Karena sekarang berbagai kemampuan yang harus dikuasai anak begitu kompleksnya, maka tidak semua hal dapat diajarkan atau dididik oleh orangtua, sehingga anak-anak harus sekolah. Namun demikian, pendidikan di keluarga tetap merupakan dasar atau landasan utama bagi anak untuk mengembangkan pendidikan selanjutnya.
Fungsi Religius. Keluarga mempunyai fungsi religius. Artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama. Pembinaan rasa keagamaan anak lebih awal lebih baik.di lingkungan keluarga pertama-tama anak mesti dibiasakan dalam kehidupan beragama tersebut. Anak akan mempunyai keyakinan agama dan landasan hidup yang kuat jika keluarganya mampu melaksankan fungsi religius ini dengan baik.
Fungsi Protektif atau Perlindungan. Di antara alasan seseorang melangsungkan pernikahan atau membentuk sebuah keluarga adalah untuk mendapatkan rasa keterjaminan atau keterlindungan hidupnya, baik secara fisik (jasmani) maupun psikologis (rohani). Misalnya seorang istri akan merasa hidupnya terjamin dan terlindungi serta tentram di samping suaminya. Dalam keluarga pun anak-anak merasa terlindungi oleh kasih sayang kedua orangtuanya. Jadi fungsi-fungsi perlindungan dari keluarganya terhadap anak meliputi perlindungan lahir dan batin.
Fungsi Rekreatif. Fungsi rekreatif sangat penting bagi anggota keluarga, karena dapat menjamin keseimbangan kepribadian anggota keluarga, memperkokoh kerukunan dan solidaritas keluarga, mengurangi ketegangan perasaan, meningkatkan saling pengertian dan meningkatkan rasa kasih saying.
Fungsi Ekonomi. Fungsi ekonomi sangat penting bagi kehidupan keluarga, karena merupakan pendukung utama bagi keutuhan dan kelangsungan keluarga. Fungsi ekonomi keluarga meliputi pencari nafkah, perencanaan serta penggunaan, pelaksanaan fungsi ekonomi keluarga oleh dan untuk semua anggota keluarga mempunyai kemungkinan menambah saling pengertian, solidaritas dan tanggung jawab bersama dalam keluarga itu.
Fungsi Penentuan Status. Keluarga dapat berperan sebagai agen penentuan status bagi anggotanya. Keluarga dapat melakukan upaya pencegahan terhadap anggota agar tidak melakukan perilaku menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Keluarga juga dapat melakukan upaya kreatif, misalnya dengan mengingatkan, menyadarkan ataupun menghukum anggota kelurganya yang telah melakukan perilaku menyimpang atau melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Untuk dapat memahami lebih lanjut tentang keluarga maka kita harus memahami tentang karakteristik atau ciri khusus keluarga. Adapun ciri-cirinya yaitu hubungan berpacaran dua sejoli, diikuti pernikahan, pengakuan akan keturunan, kehidupan ekonomi yang diselenggarakan dan dinikmati bersama, serta kehidupan berumah tangga.
Setelah mengetahui karakteristik atau ciri khas keluarga kita pun harus mengetahui tipe-tipe keluarga. Yang termasuk tipe-tipe keluarga yaitu :
Keluarga Batin (Nuclear Family) ialah kelompok orang yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya yang belum mengikatkan diri dalam membentuk keluarga tersendiri.
Keluarga Luas (Extended Family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek dan nenek yang sama, termasuk masing-masing istri dan suami.
Keluarga Pangkal (Stream Family) yaitu sejenis keluarga yang menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua.
Keluarga Gabungan (Joint Family) yaitu keluarga yang terdiri atas orang-orang yang berhak atau hak milik keluarga, antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi.
Keluarga Prokreasi dan Keluarga Orientasi, keluarga prokreasi adalah sebuah keluarga yang individunya merupakan orangtua. Adapun keluarga orientasi adalah keluarga yang individunya merupakan salah seorang keturunan.
Sesudah kita mengetahui tipe-tipe keluarga dan pengertiannya masing-masing, maka kita dapat lihat letak perbedaannya yaitu pada jumlah anggota dari setiap tipe-tipe keluarga tersebut.

Kaitannya dengan kita sebagai seorang perawat :
Seorang perawat perlu menyikai peran klien dalam keluarga dan menyikapi bagaimana keadaan keluarga jika salah satu anggota keluarga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Seorang perawat hendaknya memberi dorongan psikis kepada kliennya dalam menghadapi masalah yang ada kaitannya dengan keluarga.

KEPERCAYAAN DAN AGAMA

Dalam kehidupan, manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan mengenal adanya kepercayaan. Di mana kepercayaan ini merupakan suatu keyakinan pada sesuatu yang tampak atau tidak tampak yang menguasai alam gaib, yang mempunyai kekuatan atau kekuasaan atau tidak dapat berupa benda atau mahluk gaib.
Dalam kepercayaan sangat berkaitan dengan agama di mana definisi agama adalah tidak kacau. Sedangkan menurut istilah suatu ajaran atau tuntunan yang menjadi pedoman hidup bagi seseorang untuk menciptakan kehidupan yang damai, sejahtera, aman dan menuju kepada kebenaran atau keselamatan.
Tapi dalam kepercayaan banyak masyarakat yang beranggapan bahwa mahluk-mahluk yang menempati bumi ini yang dipercayai masyarakat sangat sakral diantaranya dewa-dewa yang baik maupun yang jahat, mahluk-mahluk halus seperti roh-roh leluhur dan roh-roh lainnya yang baik maupun yang jahat, kekuatan yang bisa berguna maupun yang bisa menyebabkan bencana.
Peran kita sebagai seorang perawat :
Perawat hendaknya memberikan Health Education di mana kita sebagai perawat apabila menemukan pasien dengan penyakit yang dialami terlebih dahulu kita menjelaskan diagnosa dari penyakit itu dan sebab-sebab timbulnya penyakit. Dengan jalan ini maka kemungkinan besar kita diberikan kepercayaan dari pasien itu sendiri bahwa sebenarnya ada namun memiliki tempat sendiri. Kita tidak dapat diganggu karena mereka memiliki tempatnya sendiri.

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungan. Melihat kenyataannya masyarakat dibagi atas perkembangannya, yaitu masyarakat sederhana dan masyarakat maju.
Masyarakat sederhana
Masyarakat yang pola pembagian kerjanya cenderung menurut jenis kelamin. Dimana cirri-ciri masyarakat ini sendiri :
1.pertautan merupakan kepntingan masyarakat
2.mengutamakan kualitas manusia
Masyarakat maju
Masyarakat yang cepat sekali menerima kemajuan IPTEK. Masyarakat yang memiliki aneka ragam kelompok social yang bercirikan:
1.heterogenitas
2.mobilitas social
3.individual
Dengan demikian timbul suatu struktur antar hubungan social yang beraneka ragam, dimana dalam setiap masyarakat tercipta hubungan timbale balik. Begitupun antara kebudayaan dan masyarakat. Dengan kebudayaan masyarakat dapat mengetahui bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikap, serta berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Kebudayaan dengan kesehatan sebagaimana kita lihat dalam kehidupan masyarakat sederhana, masih banyak membudaya tentang cara memberikan makanan pada anak-anak mereka, dimana biasanya si ibu mengunyah makanan terlebih dahulu kemudian diberikan pada anaknya. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Misalnya saja TBC. Jadi jelas bahwa peran perawat di sini sangatlah penting dalam melakukan penyuluhan kesehatan.

Peran Kita Sebagai Seorang Perawat, yaitu :
Dalam melakukan tugas kita sebagai seorang perawat, kadang kita menemukan masyarakat sederhana dan masyarakat maju. Di sini terlihat jelas adanya perbedaan corak kebudayaan. Sehingga kita sebagai seorang perawat harus bisa beradaptasi, berkomunikasi dengan baik, jika menemukan kebudayaan dan masyarakat ini yang bertentangan dengan tugas kita sebagai perawat atau dalam ilmu kesehatan yang pernah kita pelajari sebelumnya. Misalnya saja tindakan seorang ibu yang terlebih dahulu mengunyah makanan yang akan diberikan kepada anaknya. Dalam menghadapi situasi yang demikian kita hendaknya mengajak si ibu untuk berdiskusi, dan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya bahwa hal yang dilakukannya tidak baik bagi kesehatan anaknya. Karena bisa saja si ibu tadi mengidap penyakit menular, sehingga sangat beresiko bagi anaknya.

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

Dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok social, di antaranya Kelompok Formal dan Kelompok Informal. Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara anggotanya, misalnya : peraturan untuk memilih ketua, pemungutan uang iuran, dsb. Sedangkan informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur organisasi tertentu atau yang pasti kelompok tersebut biasanya terbentuk karena persamaan-persamaan yang berulang kali menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya : kelompok arisan.
Dari uraian tersebut nampaklah perbedaan antara kelompok formal dan kelompok informal. Namun perbedaan-perbedaan itu dapat pula tertuang dalam kekurangan dan kelebihan dari tiap kelompok masyarakat. Misalnya pada kelompok formal, kelebihan dari kelompok ini adalah adanya pembagian tugas yang jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam melakukan sesuatu. perkembangan kelompok juga cepat yang ditunjang oleh peningkatan pengetahuan anggotanya. Hal ini memungkinkan tujuan dapat tercapai semaksimal mungkin. Hanya saja dalam kelompok formal, kemungkinan terjadinya persaingan memperebutkan jabatan cukup besar dan anggotanya diikat oleh aturan yang cukup tegas. Berbeda halnya dengan kelompok informal, anggotanya memiliki rasa saling percaya yang tinggi dan tidak diikat oleh aturan-aturan. Tetapi hal ini justru membuat pembagian tugas yang tidak jelas dan terjadi tumpang tindih dalam melakukan sesuatu. Sehingga perkembangan kelompok relative lambat dan pada akhirnya tujuan sulit dicapai secara maksimal. Bahkan mungkin kelompok ini dapat bubar di tengah jalan.
Pentingnya perawat dalam mempelajari kelompok social adalah agar perawat dapat bersikap. Khususnya dalam kelompok in group dan out group, perawat harus mengetahui apakah pasiennya/ kliennya termasuk in group atau out group dan melakukan pendekatan sesuai dengan kelompoknya. Seorang perawat perlu memahami kliennya dan berupaya agar kliennya dapat bersikap in group, sehingga seorang perawat dapat menampakkan sikap simpati, ramah, bahkan sikap empati pada kliennya. Namun bila klien bersikap out group maka seorang perawat perlu melakukan pendekatan terapeutik yang baik sehingga pada akhirnya klien dapat menjadi in group.

STRATIFIKASI SOSIAL

A. TERJADINYA LAPISAN MASYARAKAT
Sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi adapula yang di sengaja di susun untuk mengejar suatu tujuan bersama yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat. Yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (senioritas).
Pokok-pokok yang dijadikan pedoman untuk meneliti terjadinya proses pelapisan masyarakat adalah sebagai berikut :
1.System lapisan masyarakat mungkin berpokok pada system pertentangan dalam masyarakat
2.Sistem lapisan dapat di analisa dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut :
Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti : penghasilan,kekayaan, keselamatan, wewenang
System pertentangan yang diciptakan masyarakat
Criteria system pertentangan, yaitu apakah di dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kerabat tertentu
Lembaga-lembaga kedudukan seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan
Mudah atau sukarnya bertukar pikiran
Solidaritas di antara individu atau kelompok yang menduduki kedudukan yang sama dalam social masyarakat.
B. SIFAT SISTEM LAPISAN MASYARAKAT
Sifat system lapisan masyarakat dalam suatu masyarakat dapat bersifat terbuka atau tertutup. Yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan yang lain. System lapisan tertutup jelas terlihat pada masyarakat India yang berkasta atau pada masyarakat feudal, atau masyarakat dimana lapisannya tergantung pada perbedaan warna kulit atau rasialis. System kasta seperti di India juga dijumpai pada masyarakat di Amerika Serikat, dimana terjadi pemisahan yang tajam antara golongan kulit putih dengan golongan kulit hitam.

Secara visual sifat-sifat lapisan adalah :
1.Tertutup : mobilitas sangat terbatas, atau bahkan mungkin tidak ada
2.Terbuka : kemungkinan mengadakan mobilisasi sangat besar
3.Campuran : kemungkinan pribumi dengan pribumi
C. KLASIFIKASI DALAM MASYARAKAT
Beberapa masyarakat di dunia, terdapat batas-batas yang tegas sekali, karena orang-orang dari kelas tersebut memperoleh sejumlah hak dan kewajiban yang dilindungi oleh hukum positif masyarakat bersangkutan. Warga masyarakat seperti itu seringkali mempunyai kesadaran dan konsepsi yang jelas tentang saluran susunan lapisan dalam masyarakat.
Apabila penggantian kelas ditinjau secara lebih mendalam, maka akan di jumpai beberapa kriteria yang tradisional yaitu :
1.Besar jumlah anggota-anggotanya
2.Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban warganya
3.Kelanggengan
4.Tanda/ lambang yang memiliki ciri khas
5.Batas-batas yang tegas
6.Antigonisma tertentu
Sehubungan dengan kriteria di atas maka tiap kelas memberikan fasilitas hidup yang tertentu bagi anggotanya.
D. DASAR LAPISAN MASYARAKAT
Di antara lapisan atas dan yang rendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atas hanya memiliki satu macam saja apa yang di hargai oleh masyarakat, akan tetapi kedudukan yang tinggi itu bisa bersifat komutatif. Artinya mereka yang mempunyai uang banyak, akan mudah mendapatkan tanah kekuasaan dan mungkin juga kehormatan.
E. UNSUR-UNSUR LAPISAN MASYARAKAT
Yang diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat, maupun mendapatkan gambaran kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :
1.Kedudukan (status)
2.Peranan (role)
F. LAPISAN YANG SENGAJA DISUSUN
Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena perbedaan-perbedaan kebutuhan dan kemampuan individu yang mencakup sebagai berikut :
1.Perbedaan kemampuan individu
2.perbedaan-perbedaan yang menyangkut kesukaan untuk melakukan bermacam-macam jenis pekerjaan
3.Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan
4.Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat sosial atau organisasi
5.Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

Proses Sosial
Sekumpulan individu yang bergabung atau terbentuk oleh karena adanya interaksi sosial yang memacu terjadinya aktivitas sosial dalam kelompok disebut kelompok sosial. Yang menjadi dasar terbentuknya kelompok sosial adalah adanya intraksi tatap muka dan terlibat dalam ruang dan waktu yang sama. Adapun syarat terbentuknya kelompok sosial adalah :
1.Kontak sosial artinya sama-sama menyentuh, kontak tidak bergantung pada tindakan tetapi juga tanggapan
2.Komunikasi artinya pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
Dengan adanya interaksi, maka perawat dapat menjalin hubungan saling percaya dengan klien karena tanpa adanya saling kepercayaan maka pelayanan yang akan diberikan tidak mencapai titik maksimal
Proses Assosiatif
Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya usaha-usaha mengurangin perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok dan juga meliputi usaha mempertinggi kesatuan, tindakan, dan siakp akomodasi, kerjasama, asimilasi, sangat penting dalam bidang kesehatan apalagi berhubungan dengan profesi seseorang sebagai perawat
Perawat dalam melakukan suatu tindakan dan proses keperawatan maka perawat harus saling berhubungan dan berinteraksi. Perawat juga harus pandai dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Hal ini sangat berhubungan dengan proses asimilasi. Dengan mengurangi perbedaan maka dapat mencapai tujuan bersama.

MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

Masyarakat setempat adalah kelompok sosial yang memenuhi kriteria, yaitu terjalin hubungan timbal balik dalam pergaulan hidup dimana mereka mengadakan interaksi dan komunikasi sosial dan dapat memenuhi kebutuhan hidup primer seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Masyarakat setempat menunjuk pada warga atau anggota pergaulan sebuah kota atau sebuah desa tertentu. Dengan demikian kita dapat simpulkan bahwa masyarakat perkotaaan adalah kelompok sosial yang masyarakatnya lebih besar daripada penduduk desa, individualistis, materialistis, lapangan pekerjaan lebih banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai kebudayaan, mata pencaharian beraneka ragam dan umumnya masyarakat perkotaan ikut terjun dalam pemerintahan.
Adapun ciri-ciri masyarakat perkotaan :
Profesi dan mata pencaharian beraneka ragam
Diferensiasi kerja dan profesi jauh lebih baik
Kota merupakan pusat pemerintahan dan lembaga pendidikan tinggi serta pusat transportasi
Ciri-ciri masyarakat pedesaan :
Masyarakat dengan jumlah anggota/ penduduk yang relatif kecil, lebih kecil dari penduduk kota
Hidup dalam suasana yang intim dan saling mengenal dengan komunikasi tatap muka
Hidup dalam suasana rukun dan kekeluargaan
Status sosial terbatas karena relatif sedikitnya diferensiasi kerja
Mata pencaharian nafkah cenderung ke pertanian
Penghayatan akan norma, tradisi dan berbagai pola budaya kelompoknya lebih mendalam
Ciri-ciri masyarakat setempat :
Seperasaan (saling merasakan hal-hal yang sama)
Sepenanggungan
Saling membutuhkan
Hidup dan bergaul bersama merupakan suatu sistem kehidupan bersama yang melahirkan kebudayaan
Terdapat kehidupan yang terbatas pada warga dengan satu kebudayaan tertentu
Mempelajari konsep masyarakat setempat dan masyarakat kota/ desa, maka kita selaku perawat dapat memberikan pelayanan yang komprehensif tanpa memandang status sosialnya, tapi dapat memberikan atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang dimasuki sehingga kita dapat lebih mengenal orang di sekitar kita. Juga dapat membandingkan teknologi yang ada dan menggunakan teknologi baru kelompok masyarakat setempat dan pedesaan.
Seorang perawat harus lebih sopan karena rata-rata masyarakat desa dan setempat mudah tersinggung. Masyarakat setempat dan pedesaan jika sakit masih banyak menggunakan ramuan, masih menggunakan peralatan dan sarana yang seadanya, sedangkan masyarakat kota jika merasa sakit yang pertama dilakukan mencoba mengobati dirinya sendiri dan setelah itu jika masih tidak ada perubahan baru dia akan pergi ke yang ahlinya (dokter) dan menggunakan peralatan canggih. Masyarakat kota bersifat lebih individualistis sehingga perawat hanya memberikan pelayanan berupa tindakan medis dan non medis yang kurang dapat diaplikasikan.

ADAT ISTIADAT DAN KEBIASAAN

Penduduk propinsi Sulawesi Selatan secara garis besar dapat dibedakan atas empat suku bangsa yaitu suku bangsa makassar, suku bangsa bugis, suku bangsa mandar dan suku bangsa toraja. Keempat suku bangsa tersebut adat istiadat dan kebiasaan suku makassar yang akan menjadi pembahasan khususnya masalah perkawinan.
Suku makssar yang bertempat tinggal di daerah tersebut memiliki kebudayaan sebagai dasar dalam mengatur tata cara hidupnya. Kebudayaan makassar di beberapa kota atau kabupaten tersebut pada dasarnya pada dasarnya sama. Perbedaan yang tidak terlalu prinsipil terdapat pada pelaksanaan setiap macam upacara, misalnya pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu jalan melanjutkan keturunan dengan berdasar cinta kasih yang sah yang dapat mempererat hubungan silaturahmi antarkeluarga, antarsuku, dan bahkan antarbangsa atau pernikahan adalah suatu cara menyatukan dua orang yang berbeda karakter dan jenis kelamin yang di dalamnya terjalin hubungan kerjasama misalnya dalam hal ekonomi.
Sebelum acara akad nikah, pada malam harinya diadakan acara korongtigi atau malam pacar atau dalam bahasa bugis mappaccing, membersihkan diri untuk kehidupan yang baru. Mappaccing diadakan karena ingin mengharapkan orang yang dipaccing melupakan semua masa lalunya menuju pada kehidupan yang baru yang akan dijalaninya dan anggota keluarga yang lain berkumpul memberikan restu kepada mempelai. Selain itu orang yang datang bergantian memberikan atau membubuhi tangan pengantin dengan korongtigi, jumlah orang biasanya ganjil, diambil dari orang yang baik hidupnya, orang yang derajatnya tinggi atau pejabat yang dianggap sukses.

KELOMPOK SOSIAL BUDAYA DAN KESEHATAN

Keadaan sakit ditinjau dari sudut kebudayaan adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat memenuhi peranan normalnya secara seksama sehingga perlu dilakukan suatu tindakan untuk mengatasinya. Masyarakat menjelaskan sakit dengan anggapan yang berbeda, dan suatu symptom yang dianggap sakit pada masyarakat yang satu tetapi mungkin tidak dianggap sakit pada masyarakat yang lain. Oleh karena itu fenomena yang dianggap gejala penyakit pada suatu masyarakat mungkin dianggap sebagai tanda sehat pada pada masyarakat yang lain.
Pada masyarakat awam (tradisional) terdapat pemahaman yang menjelaskan bahwa keadaan sakit timbul karena ilmu gaib. Oleh karena itu pengobatannya juga didasarkan atas prosedur yang kompleks dengan menggunakan kekuatan yang cocok untuk mengalahkan pengaruh ilmu gaib tersebut. Masyarakat yang mempunyai paham tentang keadaan sehat sakit secara tradisional biasanya tidak mengetahui bahwa penyebab sakit dapat di cari melalui gejala klinis yang timbul.
Pada masyarakat modern tentang keadaan sehat sakit secara modern sejalan dengan pandangan medis tentang keadaan sakit dimana penekanan utamanya ialah bekerjanya fungsi tubuh.

Peranan perawat dalam :
Masyarakat tradisonal :
Perawat harus lebih aktif dalam menghadapi pasien
Perawat menjelaskan kepada pasien dengan timbulnya penyakit ini
Perawat menghargain kebudayaan, kepercayaan pasien
Perawat memberi tahu dampak dari penyakitnya
Masyarakat modern :
Dalam hal ini akan lebih mudah dalam melakukan suatu tindakan dan proses keperawatan karena pasien dengan konsep sehat atau sakit modern ini sudah mengetahui bagaimana seorang perawat membantunya dari penyakitnya.

SOSIAL BUDAYA SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT

Beberapa penyakit yang timbul akibat dari budaya masyarakat antara lain :
Kanker kulit akibat penggunaan zat Freon, dimana zat ini memicu terjadinya efek rumah kaca yang secara perlahan-lahan mengikis lapisan ozon yang berfungsi melindungi kita dari pengaruh negative sinar ultraviolet. Budaya masyarakat dewasa ini mengutamakan hal-hal yang bersifat financial, terutama pada perusahaan-perusahaan industri. Sebagai contoh, tidak sedikit barang-barang elektronik yang menggunakan zat ini sebagai bahan pembuatan utamanya. Misalnya lemari pendingin (freezer) yang ditawarkan dalam beragam harga, ukuran, dan merek.
Obesitas yang umumnya banyak di temukan di negara eropa, terutama diderita oleh para remajanya disebabkan oleh pengaruh budaya “serba cepat” dewasa ini, pola makan yang tidak teratur tanpa diimbangi oleh diet seimbang menyebabkan beberapa orangtua dari remaja putri maupun putra ini merasa cemas. Namun tampaknya hal ini sulit untuk dihindari karena factor pendukung terjadinya obesitas ini justru semakin berkembang pesat. Bayangkan saja, makan cepat saji yang menggiurkan tanpa diketahui kandungan bahan yang dikandungnya, dapat diperoleh hanya dengan memencet nomor telepon. Atau bahkan dapat disantap langsung, diseputaran jalan yang menjadi pusat perdagangan kota.
Kekurangan gizi sering terjadi pada wanita, pada umumnya disebabkan oleh budaya “salah” masyarakat. Sering terjadi hanya karena ingin senantiasa tampil cantik, seksi di hadapan pacar, suami, teman,dsb, mereka sengaja mengurangi porsi makannya. Padahal beberapa kandungan bahan dari makanan yang dikonsumsinya justru mengandung zat-zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses metabolisme. Sedangkan pada anak-anak lebih disebabkan oleh konsep yang salah mengenai makanan yang sebaiknya dikonsumsi terutama bagi yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Misalnya saja anak-anak usia 5-atas lebih senang untuk mengkonsumsi cemilan-cemilan atau jajanan berupa kripik, biscuit, permen, dsb, daripada makan makanan yang disiapkan oleh ibu di rumah.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh semakin majunya pembangunan antara lain dari segi pengairan ; akibat pembangunan rumah hunian yang dilakukan secara sembrono, terkadang saluran pembuangan mungkin sengaja di salah perhitungkan hanya agar dana yang tersedia dapat berlebih untuk digunakan secara pribadi. Dampaknya mungkin belum terasa saat musim kemarau, namun bila musim penghujan tiba, dampaknya justru dirasakan oleh penduduk yang menghuni rumah-rumah tadi. Padahal mereka tidaka tahu-menahu mengenai hal tersebut. Karena buruknya saluran pembuangan, maka air hujan yang terus turun dengan deras justru menjadi penghuni dari rumah tadi. Ditinjau dari segi jalanan ; tanaman di area yang akan dijadikan jalan raya yang padat kendaraan, ditebang dan di ganti dengan aspal. Akibatnya polusi udara meningkat tanpa diiimbangi peningkatan jumlah tanaman hijau di jalur tersebut. Padahal tanaman tersebut sangat penting, di samping memberikan nilai estetika, tanaman-tanaman tersebut dapat meredam laju pencemaran polusi di daerah tersebut. Bahkan dengan adanya tanaman-tanaman rindang tersebut, para pengendara yang nantinya akan kerap kali menggunakan jalur tersebut akan merasa lebih nyaman dan sejuk dalam berkendaraan. Dari segi pertanian ; penggunaan pestisida yang salah akan memicu timbulnya penyakit, misalnya kanker, baik pada petani sendiri maupun pada para konsumen yang nantinya akan mengkonsumsi hasil panen.

Peran Kita Sebagai Seorang Perawat, yaitu :
Perkembangan budaya masyarakat dewasa ini, hendaknya kita sebagai anggota masyarakat dapat menjadi hakim bagi diri kita sendiri. Karena selain memberikan keuntungan pada kegiatan sehari-hari kita, bisa jadi berbalik menjadi ancaman berbahaya, baik di masa sekarang maupun di masa depan. Misalnya saja penggunanaan Freon pada industri elektronik, sampai penggunaan pengawet pada industri makanan. Hendaknya dalam bertindak atau mengambil suatu keputusan, kita memikirkan terlebih dahulu dampaknya ke depan bagaimana. Jangan sampai anak cucu kita yang harus menanggungnya. Dan kita sebagai seorang perawat hendaknya mampu bersikap bijaksana dalam menghadapi beragam karakteristik dalam masyarakat di sekitar kita. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, yang nantinya dapat mempersulit diri dalam berinteraksi dengan mereka nantinya. Being Positive Thinking, mungkin dapat ditanamkan mulai sekarang. Hendaknya keanekaragaman dalam masyarakat tersebut dijadikan sebagai suatu hal yang patut dibanggakan, namun jangan terlalu berlarut-larut hingga tidak mampu memilah hal yang sebaiknya tetap dipertahankan, hal yang harus diubah, atau justru hal yang dapat dipertahankan setelah melakukan beberapa perombakan yang berarti.

MASALAH SOSIAL YANG MENYIMPANG

Masalah sosial ialah masalah-masalah yang timbul dalam interaksi individu dengan masyarakat. Masalah sosial pada umumnya sama, tergantung sistem dan respon masyarakat tentang hal tersebut. Jenis-jenis masalah sosial yang terjadi pada masyarakat antara lain :
1.Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Masalah kemiskinan ini kadang kita lihat pada pasien di RS yang kurang mendapatkan respon RS karena kekurangan dana.
2.Kejahatan
Kejahatan dapat disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya. Pada abad modern ini ada suatu kejahatan yang disebut white-colour crime, kejahatan yang dilakukan oleh pengusaha atau para pejabat di dalam menjalankan peranan dan fungsinya.
3.Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan sebagai suatu unit, karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajiban sesuai peranan sosialnya. Hal ini disebabkan karena kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan kebudayaan.
4.Masalah Generasi Muda
Masalah generasi muda ditandai oleh ciri-ciri yang berlawanan, yaitu keinginan untuk melawan 2 sikap yang apatis. Generasi muda lebih menonjol pada masa remaja yang merupakan masa transisi. Pada waktu itu mereka memerlukan bimbingan, terutama dari orangtuanya.
5.Peperangan
Peperangan merupakan masalah sosial yang sulit dipecahkan. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam pelbagai aspek kemasyarakatan.

6.Pelanggaran Norma Masyarakat
Pelanggaran terhadap norma masyarakat antara lain pelacuran, delikuensi anak-anak, alkoholisme, homoseksualitas.
7.Masalah Kependudukan
8.Masalah Lingkungan Hidup
9.Birokrasi
Perubahan sosial ialah terjadinya pergeseran nilai-nilai sosial yang disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Salah satunya ialah unsur budaya.
Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk yaitu :
a.Perubahan lambat dan perubahan cepat
b.Perubahan kecil dan perubahan besar
c.Perubahan yang dikehendaki